Google

Tampilkan postingan dengan label Orang Terkaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Orang Terkaya. Tampilkan semua postingan

Orang Terkaya Dunia Luncurkan Situs Pribadi


Header Situs Carlos Slim (Carlosslim.com).

Jakarta - Carlos Slim (67), pengusaha asal Meksiko yang mengalahkan Bill Gates dalam menyandang predikat orang terkaya di dunia itu meluncurkan situs pribadi.

Kini pengguna internet yang penasaran seperti apa perjalanan orang terkaya di dunia itu dapat menilik sosok Slim lebih jauh. "Dengan prespektif sejarah yang baik, kita bisa mempertahankan masa lalu dan apa yang terjadi sekarang ini di dalam pikiran kita, demi mengembangkan visi yang jelas di masa yang akan datang," tutur Slim dalam situsnya seperti dilansir AP.

Sepantauan detikINET, Jumat (07/09/2007), situs Carlos Slim yang menggunakan bahasa Spanyol itu lebih banyak menjelaskan siapa Slim secara pribadi, bagaimana latar belakang keluarganya dan seluruh prestasinya dari tahun ke tahun.

Selain biografi, penguasa telepon tetap terbesar di Meksiko, Telefonos de Mexico atau Telmax tersebut juga memaparkan kegiatan-kegiatannya baik dari aktivitas bisnisnya hingga aktivitas sosial.

Belum lama ini, Carlos Slim juga mengumumkan akan membagikan satu juta laptop bagi anak-anak Meksiko demi menghapus kesenjangan digital di negaranya. Duda beranak enam ini mengatakan, Edukasi digital merupakan kunci utama untuk mengentaskan kemiskinan di Meksiko.
Read More..


[get this widget]

Orang-Orang Terkaya di Indonesia 2007 : Apa Yang Mereka Cari ??

Pada tanggal 30 Juli 2007 yang baru lalu, majalah Globe edisi Asia, melalui Executive Chairman nya Rizal Ramli mempublikasikan daftar peringkat orang-orang terkaya di Indonesia. (Kompas, 31 Juli 2007).

Dari daftar tersebut dapat dibaca bahwa gelar Orang Terkaya Nomor 1 di Indonesia saat ini dipegang oleh Budi Hartono, pemilik perusahaan PT Djarum Kudus dengan nilai aset sebesar 37,8 triliun rupiah.

Disusul kemudian oleh Rachman Halim, bos Gudang Garam di tempat kedua dengan kekayaan senilai 31,5 triliun. Sementara tempat ketiga diisi oleh dedengkot kelompok Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja dengan harta sebesar 27,9 triliun rupiah.

Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu majalah beken Forbes juga mengumumkan daftar Orang-orang Terkaya di Indonesia.

Saat itu, formasinya berbeda (silahkan baca artikel Orang-Orang Terkaya di Indonesia 2006) Yang bertengger di peringkat teratas adalah Sukanto Tanoto dari Raja Garuda Mas (Rp. 25 T). Peringkat kedua dipegang oleh Putera Sampoerna (Rp. 19 T), sedangkan di tempat ketiga ada Eka Tjipta Widjaja (Rp. 18,2 T).
>
Melihat angka-angka kekayaan mereka ini, mungkin ada di antara kita yang kesulitan membayangkan, sebenarnya seberapa besarkah uang triliunan milik orang-orang terkaya tersebut?

Saya bisa mengatakan bahwa mereka memang benar-benar kaya, karena jumlah uang yang mereka miliki memang benar-benar gede. dan untuk itu saya bisa menunjuk satu kejadian sebagai acuan.

Dulu, sewaktu heboh peristiwa korupsi yang dilakukan oleh Edy Tanzil, dana yang ditilep oleh bos kelompok Golden Key itu adalah sebesar 1,3 triliun. Seorang pembaca Kompas yang tergelitik dengan jumlah tersebut, lantas mencoba menghitung, seberapa besar kah uang 1 triliun sebenarnya?

Ia lalu mengasumsikan bahwa uang 1 triliun itu diberikan dalam bentuk uang kertas pecahan 100 rupiah. Diukurnya panjang dan lebar dari selembar uang kertas tersebut, kemudian dihitung ada berapa lembar 100 perakan yang dibutuhkan guna melengkapi nilai 1 triliun.

Rasa keingintahuan mendorongnya untuk menghitung seberapa luaskah apabila seluruh lembar uang kertas 100-an rupiah digelar di atas tanah, sampai mencapai nilai 1 triliun. Hasilnya?

Wow, ia sendiri surprised! Karena ternyata luas uang cepekan yang digelar sampai senilai 1 triliun, akan menutupi keseluruhan luas Pulau Jawa!

Fuantastik.. kata seorang teman.

Maka ia yakin kalau jumlah kekayaan 150 orang kaya Idonesia, yang konon mencapai Rp. 419 triliun digelar dengan cara yang sama, maka seluruh luas wilayah Republik Indonesia akan tertutup habis, baik
daratan mau pun lautannya..

Angka Tertinggi

Saya mencoba untuk mengkaji dengan cara saya sendiri. Dulu di Indonesia, ada sebutan jutawan untuk menggambarkan orang kaya atau banyak duit. Beberapa waktu kemudian istilah tersebut tampaknya menjadi ketinggalan jaman, sehingga muncul istilah pengganti, yaitu milyarder karena orang kaya uangnya tidak lagi cuma jutaan, tapi milyaran.

Lalu, kalau sekarang mereka uangnya sudah triliunan begitu, saya nggak tau lagi istilahnya apa? Triliuner?

Satu triliun itu kalau ditulis dengan angka, maka paling tidak harus ada angka nol sebanyak 12 buah. Ditambah angka 1 di depannya, maka total ada 13 digit.

Lantas, sampai berapa digitkah angka yang harus dicapai oleh para orang kaya agar prestasinya tidak dapat lagi digeser oleh orang lain? Berapakah angka tertinggi yang ada di dunia ini?

Angka atau bilangan tertinggi di dunia ini tidak ada, bahkan manusia pun tidak tahu cara menuliskan angka yang mewakili nilai tidak terhingga, sehingga disepakati bahwa dipakai simbol ‡ untuk keperluan itu.

Nah, kalau angka tertinggi itu tidak pernah ada, saya berfikir, bukankah kontes pemeringkatan orang-orang terkaya itu juga menjadi pekerjaan yang sia-sia? Tidakkah itu sama dengan pekerjaan mengejar-
ngejar bayangan, yang sampai kapan pun tidak akan pernah sampai dititik akhir?

Seorang teman sempat mengeritik saya: Pak Rusman, bukankah kita lihat di arena olah raga juga berlaku seperti itu? Coba lihat, atlit lompat tinggi tidak akan pernah mencapai langit sampai kapan pun
mereka melompat, kan? Tapi kompetisi selalu digelar. Atlit-atlit unggulan datang, berprestasi maksimal, mereka lalu menjadi juara di puncak kejayaannya untuk kemudian digusur lagi oleh mereka yang
datang belakangan. Muncul juara baru, begitu seterusnya, dan itulah siklus hidup. Yang penting itu semua bermanfaat..

Justru itu yang saya maksud.., jawab saya menimpali.

Kejuaraan olah raga memang mendatangkan banyak manfaat bagi banyak orang. Atlit menjadi sehat, termotivasi, dan mereka pun dibayar untuk prestasinya. Pihak penyelenggara berikut berpuluh-puluh
pekerja mendapat penghasilan dari karcis masuk, penonton pun terhibur…

Nah, kalau bicara mengenai manfaat, mari kita lihat sampai di mana manfaat yang bisa ditarik dari sebuah kontes orang-orang kaya. Jumlah kekayaan yang dilibatkan tidak main-main lho. Ratusan triliun
itu lebih besar dari anggaran belanja negara di bidang apapun, selama satu tahun. Kalau uang sekian banyak benar-benar dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat, tentunya keadaan negeri ini tidak separah sekarang. Coba lihat, pengangguran berapa juta orang? Kelaparan di mana-mana, kemiskinan merajalela. Itu sebabnya saya merasa kontes semacam itu tidak banyak mendatangkan manfaat..

Kesenjangan Sosial

Publikasi pemeringkatan orang-orang terkaya di Indonesia, lebih condong merupakan publikasi tentang kesenjangan sosial yang ada di Indonesia. Karena, sementara sekelompok kecil orang menguasai sekian
banyak potensi ekonomi negara, di sisi lain kita lihat kemelaratan yang berlarut-larut menimpa sebagian besar rakyat.

Pertanyaannya adalah, seberapa jauhkah keberadaan kaum kaya itu mendatangkan manfaat bagi rakyat banyak?

Kita tidak menutup mata bahwa di antara orang-orang kaya itu terdapat beberapa pengusaha yang telah berjasa menghidupi ribuan buruh yang bekerja di pabrik-pabrik mereka.

Tapi, buruh tetaplah buruh, sebuah profesi yang sama-sama kita tahu kondisinya, gajinya, serta kesejahteraannya seperti apa. Demikian juga masa depannya, yang dari tahun ke tahun ya begitu-begitu juga..

Kita tidak menutup mata akan adanya para pengusaha kaya yang menjadi gfilantropish. Mereka maju ke depan saat terjadi berbagai bencana dan menyumbangkan banyak dana guna membantu para korban. Tapi, seberapa ikhlaskah? Seberapa besar? Dan tidak adakah maksud lain di balik itu semua?

Seorang taipan negeri ini dengan ringan mengatakan menyumbang 2 milyar untuk korban tsunami di Aceh, seraya mengatakan: Itu hanya sebagian kecil dari harta saya..

Alhamdulillah, yang bersangkutan mau menyumbang sesama. Tapi, hanya itukah?

Kalau sang taipan menyumbang 2 milyar dari hartanya yang 20 triliun misalnya, maka itu berarti dia menyumbang sebesar 1 per mil dari total aset yang dimiliki. Bandingkan bila seorang pesuruh kantor yang seluruh miliknya bernilai 2 juta rupiah, lalu ia menyumbang sebesar Rp. 50.000 untuk Aceh, berarti dia memberi sebesar 2,5 persen dari hartanya. Tidak jelas lagi, mana yang lebih berharga dari keduanya, sumbangan sang taipan, ataukah sumbangan si pesuruh?

Bukankah rakyat tidak hanya butuh kerja hari ini untuk bisa makan hari ini, dan diberi ransum saat bencana datang saja? Mereka butuh masa depan yang lebih baik..

Motivasi

Beberapa orang mengatakan bahwa daftar orang-orang terkaya di Indonesia itu dapat dimanfaatkan sebagai motivasi bagi kalangan pengusaha Indonesia untuk lebih memacu prestasinya secara lebih maksimal, sehingga diharapkan di masa mendatang akan ada lebih banyak lagi pengusaha-pengusaha sukses yang berkontribusi besar untuk negara.

Rizal Ramli pun mengatakan bahwa daftar orang-orang terkaya yang dipublikasikan oleh institusinya itu merupakan terobosan dari semangat kewirausahaan dan talenta komunitas bisnis Indonesia. Benarkah demikian?

Kalau melihat apa yang saya utarakan di atas, kehadiran orang-orang kaya tampaknya tidak terlalu banyak mengangkat derajat kehidupan rakyat Indonesia. Kemiskinan dan kelaparan yang masih berlarut- larut di segala pelosok tanah air menjadi bukti nyata.

Dilain fihak, sebagaimana banyak saya tuliskan pada tulisan-tulisan sebelumnya, motivasi menjadi kaya akan merupakan upaya yang riskan. Di tengah-tengah budaya hidup yang serba materialistis ini, di mana orang menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan kekayaan, pemeringkatan orang-orang kaya justru bisa mendatangkan mudarat.

Sebab apa? Sebab, sebelum adanya angket pemeringkatan tersebut, masyarakat telah terlebih dahulu dimotivasi habis-habisan oleh kultur kehidupan yang mendewakan kemewahan selama lebih dari 30 tahun, sejak zamannya Orde Baru berkuasa.

Lihat saja film atau sinetron Indonesia, yang tanpa relevansi jelas, begitu banyak mengeksploitir kekayaan sebagai daya tariknya. Kalau Anda datang ke lahan parkir para wakil rakyat yang terhormat di
Senayan, di situ kita bisa lihat pameran mobil mewahh milik beliau- beliau yang sudah pasti kaya-kaya semua.

Di kota-kota besar, apartemen-apartemen mewah memasang harga yang tidak tanggung-tanggung. Rata-rata bisa mencapai di atas 1 milyar rupiah. Tapi, sulitkah untuk mengerti mengapa di negeri miskin ini, apartemen mewah sudah sold-out, terjual habis bahkan sebelum pembangunan fisiknya dimulai?

Hal-hal semacam itu merupakan pencetus motivasi rakyat banyak untuk bisa menjadi kaya. Di tengah-tengah kondisi negeri saat sekarang, di mana mencari pekerjaan susah, mencari peluang usaha juga susah, tidak ada pilihan lain selain mencari jalan pintas. Maka jangan heran kalau kemudian beberapa pengusaha berubah menjadi pembobol-pembobol bank, sebagian lagi mengedarkan bahkan membangun pabrik narkotika, munculnya penipu-penipu melalui sms hadiah, para birokrat yang menjalankan korupsi berjamaah dan lain sebagainya.

Ini juga barangkali yang bisa menjelaskan mengapa hasil angket internasional menobatkan Indonesia sebagai salah satu Negara Terkorup di Dunia.

DR. Suparman mengatakan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengusaha yang secara moral bersih. Jujur dan berintegritas, jauh dari perilaku korupsi serta kolusi. Dan itu yang dibutuhkan bangsa ini, kalau kesejahteraan rakyat memang menjadi prioritas.

Oleh sebab itu, menurut saya, bagi seorang wirausahawan sejati tidaklah perlu memotivasi diri dengan faktor kekayaan semata. Riskan, sebab begitu kekayaan tidak mau datang dengan segera, kita pasti tergoda untuk mencari jalan pintas.

Dan, istimewanya, akan banyak pihak lain, yang dengan tangan terbuka akan menerima kita untuk bersama-sama mencari jalan pintas di blantika bisnis Indonesia yang sudah ambur adul.

Selama kita masih mau berharap bahwa suatu waktu kelak landasan moral bangsa Indonesia akan kembali membaik, sehingga pada gilirannya nanti juga akan membawa perbaikan kesejahteraan bersama yang lebih adil, maka sebaiknya kita mencari pemicu motivasi yang lain saja.


Read More..


[get this widget]

Orang-Orang Terkaya di Indonesia 2006

money
Majalah Forbes Asia versi September 2006 mengumumkan 40 orang Indonesia terkaya. Indonesia merupakah negara ke-4 didunia dalam jumlah penduduknya sebanyak 230 juta dan terdiri dari 17,500 pulau. Lebih dari separoh dari 40 orang Indonesia terkaya ini memperoleh harta mereka dari sumber daya alam dan sumber manusianya yang berlimpah. Milyarder seperti Rachman Halim, R. Budi Hartono dan Putera Sampoerna termasuk dalam lima besar yang mendapatkan hartanya dari hasil produksi rokok kretek dan real estate. Trihatma Haliman mengeruk keuntungan sebesar $900 juta dalam penjualan apartemen di seluruh Jakarta. Belum lagi yang menjadi kaya dari penjualan barang-barang keperluan rumah tangga antara lain sabun detergen merek Wing Biru oleh Eddy William Katuari Wings Group, mie instan Indomie oleh Liem Sioe Liong Indofood dan Teh Botol Sosro. Kekayaan para cukong ini jika dijumlahkan akan mencapai sekitar $22 milyar dan sekitar $28 milyar disimpan di Singapura.

Mereka juga mengincar sumber daya alam Indonesia dimana dua diantara lima besar, Sukanto Tanoto dan Eka Tjipta Widjaja masing-masing memiliki kekayaan sekitar $2.8 milyar dan $2 milyar dari hasil kayu pembuat kertas. Martua Sitorus pada posisi ke-14 mengelola minyak kelapa melalui usahanya bernama Wilmar International. Urutan rankingnya sebagai berikut:

Keluarga Sukanto Tanoto- $2.8 milyar. Umur 56, status kawin dengan 4 anak. Mulai bisnis sebagai pemasok peralatan ke perusahaan minyak Negara. Dalam tahun 1973 beralih ke usaha produk hutan dan pada 1995 mengusahakan produksi kertas. Perusahaan miliknya Asia Pacific Resources pernah masuk New York Stock Exchange tapi ditarik dari bursa saham di tahun 2001. Saat ini perusahaannya RGM International masih bergerak dalam bidang produksi kertas, minyak kelapa dan sumber daya energi.

Keluarga Putera Sampoerna - $2.1 milyar. Umur 58, status kawin dengan 4 anak. Produksi rokok kretek ketiga terbesar sebelum kemudian sahamnya dikuasai oleh Philip Morris.

Keluarga Eka Tjipta Widjaja - $2 milyar. Umur 85 status kawin dengan 15 anak. Datang dari RRT ke Indonesia sejak kanak-kanak. Berjualan biskit pada umur 17 tahun namun kemudian memupuk hartanya dari usaha produksi kertas dan minyak kelapa. Sekarang anak-anaknya meneruskan usahanya melalui perusahaan bernama Sinar Mas.

Keluarga Rachman Halim - $1.8 milyar. Umur 59 status kawin, Pabrik rokok kretek merek Gudang Garam merupakan yang terbesar di Indonesia.

Keluarga R. Budi Hartono - $1.4 milyar. Umur 65 status kawin dengan 3 anak. Memiliki pabrik rokok kretek merek Djarum. Produknya diekspor keluar negeri.

Keluarga Abdul Rizal Bakrie - $1.2 milyar. Umur 59 status kawin dengan 3 anak. Mewarisi usaha orang tuanya Bakrie Group. Saat ini bergerak di bidang infrastruktur.

Keluarga Eddy William Katuari - $1 milyar. Umur 55 status kawin dengan 4 anak. Usaha sabun cuci detergen merek Wing. Juga saat ini bergerak dibidang penjualan kebutuhan rumah tangga. Juga dalam bidang real estate dan kimia.

Trihatma Haliman - $900 juta. Umur 54 status kawin dengan 2 anak. Real estate developer antara lain komplek perumahan dan apartemen Agung Podomoro. Juga bergerak dibidang retail.

Arifin Panigoro - $851 juta. Umur 61 status kawin dengan 2 anak. Mendirikan perusahaan minyak Medco Energy International tahun 1980. Go public tahun 1994. Juga bergerak dalam bidang pengeboran minyak di Sumatera Selatan.

Keluarga Liem Sioe Liong - $800 juta. Umur 91 status kawin dengan 4 anak. Membangun Salim Group dalam usaha di bidang makanan, pelayaran dan semen. Memiliki Bank Central Asia dan Bank First Pacific.

Keluarga Mochtar Riyadi - $570 juta. Umur 76 status kawin dengan 6 anak. Usaha mencakup membeli bank-bank yang sudah sekarat. Juga membeli saham yang menguasai perusahaan yang menerbitkan majalah Forbes edisi Indonesia.

Peter Sondakh - $530 juta. Umur 54 status kawin dengan 3 anak. Pemegang saham terbesar Rajawali Group bergerak dalam bidang telekomunikasi, bahan-bahan keperluan rumah tangga, transportasi dan perhotelan.

Prajogo Pangestu - $510 juta. Umur 55 tahun status kawin dengan 3 anak. Usaha dalam bidang hasil hutan, perkayuan dan logging.

Martua Sitorus - $475 juta. Umur 46 tahun. Dijuluki sebagai Raja minyak kelapa. Perusahaannya Wilmar International merupakan pabrik minyak kelapa terbesar di Asia. Juga bergerak di dalam bidang perdagangan.

Paulus Tumewu - $440 juta. Umur 54 status kawin dengan 3 anak. Pendiri Departemen Store Ramayana. Bergerak di bidang pakaian jadi sejak tahun 1978.

Murdaya Poo dan Siti Hartati Cakra - $430 juta. Masing-masing berumur 65 dan 60 tahun dengan 4 anak. Tim suami istri sebagai supplier pada perusahaan listrik Negara. Mendirikan Murdaya Group yang dikenal juga dengan nama Berca Group di tahun 1990. Konglomerat dalam bidang perkayuan dan agen sepatu Sneakers.

Keluarga Husein Djojonegoro - $ 360 juta. Umur 57 status kawin dengan 4 anak. Mengelola ABC consumer group mula-mula usaha pabrik anggur kemudian merambah ke bidang makanan, pasta gigi dan baterei.

Chairul Tanjung - $310 juta. Umur 44 status kawin dengan 2 anak. Pendiri Para Group yang bergerak di bidang jasa-jasa finansiel, penyiaran, property dan energi.

Hadi Surya - $305 juta. Umur 70 status kawin dengan 3 anak. Usaha kapal tanker dengan nama Berlian Ladju dengan armada sebanyak 50 kapal tanker.

Tan Kian - $300 juta. Umur 48 status kawin dengan 3 anak. Bergerak di bidang property. Ikut memiliki Marriott Hotel dan Ritz Carlton Hotel dan mendirikan Pacific Place sebuah komplek pertokoan dan proyek hotel.

Sjamsul Nursalim - $ 295 juta. Umur 64 status kawin dengan 3 anak. Pendiri group Gajah Tunggal dan bergerak di bidang produksi ban mobil, usaha bank dan pertambangan.

George dan Sjakon Tahija - $265 juta. Masing-masing umur 48 tahun dengan 2 anak dan umur 53 tahun dengan 3 anak. Usaha dari orang tua dalam berbagai bidang jasa finansiel.

Edwin Soeryadjaya - $230 juta. Umur 57 status kawin dengan 3 anak. Ikut mendirikan Saratoga Investama Sedaya. Anak dari William Soeryadjaya perakit mobil Astra International yang dijualnya pada tahun 1992. Berencana mendirikan pabrik pembangkit tenaga listrik.

Kartini Muljadi dan Dian Paramita Tamzil - $225 juta. Muljadi adalah seorang bekas jaksa. Memiliki pabrik obat Tempo Scan Pacific di tahun 1982 bersama adik perempuan bernama Tamzil. Muljadi saat ini pension tapi masih sebagai penasehat hukum. Tamzil adalah Presiden dari Tempo Scan.

Keluarga Harjo Sutanto - $220 juta. Status kawin dengan 4 anak. Mendirikan Wings group di tahun 1948 dengan Johannes Ferdinand Katuari. Bersama keluarga diperkirakan memiliki 25% dari usaha di bidang bahan kebutuhan sehari-hari dan bidang distribusi.

Soegiharto Sosrodjojo - $215 juta. Umur 72 status kawin dengan 5 anak. Dalam tahun 1970 memimpin Sosro Group yang memproduksi The Botol Sosro.

Tan Siong Kie - $200 juta. Umur 90 tahun status kawin dengan 3 anak. Mendirikan Rodamas Group in tahun 1960 yang mendistribusikan barang elektronik, alat pendingin dan kimia. Sekarang bergerak juga di bidang makanan dan perbankan.

Aksa Mahmud - $195 juta. Umur 61 status kawin dengan 5 anak. Dealer dari Mitsubishi di Sulawesi Selatan. Sekarang bergerak di bidang energi, infrastruktur.

Soetjipto Nagaria - $150 juta. Umur 66 status kawin dengan 2 anak. Mendirikan complex perumahan mewa di Jakarta Utara dengan usaha bernama Summarecon Agung.

Keluarga Ciputra - $145 juta. Umur 74 status kawin dengan 4 anak. Pendiri dari Ciputra Group yang membangun perumahan mewah disekitar lapangan terbang di Jakarta. Saat ini juga bergerak di bidang real estate di Jakarta, Surabaya dan Hanoi.

Kris Wiluan - $140 juta. Umur 56 status kawin dengan 2 anak. Mula-mula usaha penyediaan pipa-pipa untuk konstruksi di Singapore dan Pulau Batam di tahun 1970. Saat ini juga bergerak di bidang turisme, transportasi dan property.

Keluarga Sutanto Djuhar - $135 juta. Umur 77 status kawin dengan 5 anak. Bekas partner bisnis Liem Sioe Liong dari Salim Group. Salah satu Dewan Komisaris dari Bank First Pacific dimana ia memiliki 10 persen saham.

Husein Sutjiadi - $120 juta. Umur 52 status kawin dengan 2 anak. Bermula sebagai pedagang cocoa lalu berpindah ke bidang produksi dan export cocoa dimana dia membeli 26% saham di Davomas.

Keluarga Boenyamin Setiawan - $115 juta status kawin dengan 2 anak. Salah seorang pendiri industri obat Kalbe Farma dan bergadung dengan Dankos Labs untuk membentuk perusahan obat terbesar di Asia Tenggara.

Tomy Winata - $110 juta. Umur 48 status kawin dengan 2 anak. Pemegang saham Artha Graha Bank dan usaha property Agung Sedayu.

Jusul Kalla - $105 juta. Umur 64 status kawin dengan 5 anak. Pemimpin dari Kalla Group. Bergerak di bidang engineering, property, konstruksi dan telekomunikasi. Saat ini sebagai Ketua Umum dari Partai Golkar dan menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Keluarga Soedarpo Sastrotomo - $100 juta. Umur 86 status kawin dengan 3 anak. Pendiri dari perusahaan pelayaran Samudra Indonesia yang saat ini merupakan perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia.

Keluarga Alim Markus - $95 juta. Umur 55 status kawin dengan 6 anak. Ayah dan pamannya pendiri dari Maspion Group di tahun 1962 yang mula mula membuat alat-alat dapur dari aluminum. Juga mengembangkan usaha ke bidang pembuatan alat-alat rumah tangga dari bahan plastic dan gelas.

Jakob Oetama - $90 juta. Umur 75 status kawin dengan 5 anak. Pendiri surat kabar Indonesia dengan nama Kompas di tahun 1965 dan berkembang sampai saat ini menjadi Kompas Gramedia group sebagai usaha penerbitan terbesar di Indonesia.

Tjandra Kusuma - $80 juta. Kawin dengan 3 anak. Mulai usaha dengan Eka Tjandranegara mendirikan Mulia Group di tahun 1980 dan sekarang memimpin Mulia Land yang membangun kompleks pertokoan terbesar di Jakarta dengan nama Mulia Industrindo yang juga memproduksi ceramic dan gelas.


Read More..


[get this widget]

Terimakasih telah mengunjungi Blog ini dan semoga bermanfaat

Artikel Terbaru

Mr. Bob sieck Twitter

http://www.makassarku.com/products_pictures/elektronik_logo_copy.gif

Electronic Rubric

Blogspot Tutorial